Pascapenangkapan Terduga Teroris, Pengamanan di Sumedang Diperketat

by -55 views

Pascapenangkapan Terduga Teroris, Pengamanan di Sumedang Diperketat Pascadiringkusnya terduga teroris DG alias O di depan Perumahan Panorama Jatinangor, Kecamatan Tanjungsari, pagi tadi, pengamanan di Sumedang akan lebih ditingkatkan.

Hal tersebut diungkapkan Kapolres Sumedang, AKBP Hari Brata, ketika ditemui Tribun Jabar di tempat penggerebegan gudang keluarga DG di Jatinangor, Sabtu (12/8/2017).

“Pengamanan khusus ada, yang jelas TKP dipasang garis polisi,” ujar AKBP Hari Brata.

Kapolres Sumedang menambahkan pengembangan lebih lanjut terkait dugaan terorisme akan dikoordinasikan dengan Mabes Polri untuk mengambil tindakan selanjutnya.

Hari Brata mengatakan pengembangan terorisme di wilayah hukum Polres Sumedang tetap diikuti Polres Sumedang.

Sementara itu, kegiatan babinkamtibmas untuk mengenali bahaya paham radikal, menurut Hari Brata, akan lebih ditingkatkan lagi.

“Pengamanan di Sumedang juga akan lebih diperketat,” ujarnya

Kapolres Sumedang menampik bila pihaknya dianggap kecolongan terkait adanya terduga teroris di wilayah hukum Sumedang.

“Bukan kecolongan lah, kan memang ini gaya gerakan mereka (teroris),” ujar AKBP Hari Brata.

Pergerakan teroris, ucapnya, memang adalah gerakan bawah tanah sehingga menyulitkan polisi untuk mendeteksi keberadaan mereka.

“Toh deradikalisasi setiap hari disampaikan oleh Babinkamtibmas,” ujar Kapolres Sumedang.

Tidak dikenal masyarakat

Masyarakat di sekitar kediaman terduga teroris DG alias O, di Perumahan Panorama Jatinangor, Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang mengaku belum mengenal sosok DG.

Selain baru tinggal selama empat hari di rumah itu, DG dan istrinya pun jarang terlihat keluar rumah.

Hal tersebut dikatakan Didin (48), Ketua RT 02, juga tetangga DG di perumahan Panorama Jatinangor, ketika ditemui Tribun Jabar di depan rumahnya, Sabtu (12/8/2017).

“Dia kan memang baru pindah, nah ke saya juga sebagai RT-nya di sini belum ada laporan, jadi saya pun belum tahu yang mana orangnya,” ujar Didin.

Menurut Didin, hanya anak lelaki DG yang berusia tiga tahun yang sering membeli jajanan di warung Didin.

Didin mengaku tahu anak DG tapi tak pernah melihat sosok DG maupun sang istri keluar atau bersosialisasi dengan warga.

“Jadi empat hari teh tidak keluar-keluar mungkin, tidak ke mana-mana. Paling anaknya saja yang suka disuruh beli-beli ke warung saya,” ujarnya.

Menurut Didin, DG berencana mengontrak rumah itu untuk jangka waktu enam bulan.

Rumah yang ditempati DG adalah bekas rumah seorang dosen yang kosong selama lima bulan sebelum dihuni DG

Sumber : http://jabar.tribunnews.com