![]() |
JATINANGOR (8/6)
Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, membongkar pabrik rumahan senjata api (senpi) rakitan di Cipacing kec.Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Dua tersangka Doni Buntung dan Teten tewas tertembus timah panas polisi.
“Resmob Dirreskrimum berhasil mengungkap pembuatan senjata api rakitan di daerah Cipacing, Sumedang, Jawa Barat. Kasus terungkap melalui pengembangan dari tersangka perampokan toko emas di Ciputat, Muhammad Ibrahim alias Wongso. Ia mengaku membeli senjata dari Doni Rahman alias Doni Buntung,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi, Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (8/6).
Dikatakannya, setelah melakukan pengembangan kasus, tim Resmob berhasil membekuk Doni Buntung, di Cileunyi, Jawa Barat, (6/6).
“Melalui keterangan Wongso yang mendapatkan senjata api dari Doni Buntung, tim Resmob kemudian melakukan penyidikan dan berhasil menangkap Doni beserta tiga pucuk senjata api rakitan jenis FN, di Cileunyi, Jawa Barat,” tambah Rikwanto.
Melalui introgasi, kata dia, Doni Buntung sudah beberapa kali menjual senpi. Satu pucuk senpi jenis FN dibanderol Rp3,5 juta.
“Dari interogasi, diperoleh keterangan bahwa Doni telah menjual beberapa pucuk senpi jenis FN. Diantaranya, kepada YD sebanyak tiga pucuk jenis FN pada bulan Mei 2012, satu pucuk berharga Rp3,5 juta; MJ (pelaku Curanmor) sebanyak empat pucuk, JRT (untuk curas toko emas di Jawa Tengah) 10 pucuk; Wongso (untuk curas toko emas Ciputat) dua pucuk; dan W sebanyak lima pucuk,” ungkapnya.
Rikwanto memaparkan, selanjutnya tim Resmob melakukan pengembangan dari mana Doni Buntung memperoleh senpi-senpi itu. Berdasarkan keterangan singkat, senpi diperoleh dari Teten, di Cipacing, kec.Jatinangor Sumedang, Jawa Barat.
“Menurut keterangan Doni, dia selama ini memperoleh senpi rakitan dari Teten di Cipacing, Sumedang. Kemudian, kami telusuri dan upayakan Teten keluar dengan cara melakukan transaksi pembelian. Tim meminta Doni beli senpi kepada Teten. Di bawah pengawasan anggota, meraka melakukan transaksi. Namun, mereka malah lari menggunakan Xenia hitam masuk tol. Lalu, terjadi kejar-kejaran hingga tol Halim. Sampai di tol Halim, mobil petugas ditembak pelaku, lalu dibalas dan terjadi tembak menembak. Akhirnya, tersangka meninggal dunia. Jenazah keduanya sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati,” jelasnya.
Masih Memburu Empat DPO
Rikwanto mengungkapkan, pada saat bersamaan, tim Resmob juga menggerebek rumah Teten dan mengamankan sejumlah barang bukti.
“Saat penangkapan, tim Resmob dipecah menjadi dua. Satu melakukan penangkapan dan satunya menggerebek rumah Teten. Dari rumah Teten, ditemukan sejumlah barang bukti seperti alat pencetak senpi, ratusan butir peluru dan peralatan lain,” tandasnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum, Komisaris Besar Polisi, Toni Hermanto, mengatakan, tersangka Teten sudah cukup lama menggeluti pembuatan senpi.
“Kegiatan Teten sudah lama. Untuk buat satu pucuk senjata, paling tidak perlu waktu lima hari. Tersangka Teten menjual senpi buatannya seharga Rp3,5 juta. Kalau soal dijual kemana dan kepada siapa? kami belum bisa pastikan. Namun yang berhasil kami ungkap ini berasal dari pelaku perampokan,” imbuhnya.
Senada dengan Toni, Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya, AKBP, Herry Heryawan, menuturkan tersangka Teten sudah bertahun-tahun membuat senpi.
“Pelaku sudah lama membuat senpi, sudah bertahun-tahun. Ia punya keahlian khusus (membuat kerajinan senapan angin), dibantu gambar-gambar yang di browsing lewat internet. Yang paling susah dalam pembuatan senpi rakitan adalah larasnya. Laras juga yang membedakan senjata api rakitan atau asli. Alurnya yang membedakan. Untuk merk, bisa diketrik atau disablon,” katanya.
Menurut Herry, pada saat penggerebekan, timnya mencurigai empat tempat sebagai pembuat senpi rakitan di daerah Cipacing. Namun, yang berhasil digerebek cuma dua lokasi.
“Disana kerajinan senapan angin sudah berlangsung lama, kemudian diasah kemampuannya untuk membuat senpi memakai contoh gambar-gambar. Ada beberapa tempat yang kami curigai, sekitar empat tempat. Namun, kami hanya dapat dua tempat milik Teten. Soal peluru, masih kami kembangkan dapat dari mana. Pasalnya, mereka tidak bisa bikin peluru. Kalau lihat di belakang peluru, ada tulisan Pindad. Kami masih selidiki itu,” tandasnya.
Sementara itu, hingga kini tim Resmob masih memburu empat DPO yaitu, A alias AY (perantara), B (perantara), KI (perantara), dan KO (kurir).
Pada saat penggerebekan tim Resmob berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa: satu unit mobil Xenia warna hitam, satu set mesin bubut, lima pucuk senpi rakitan jenis FN berikut lima magazen, empat pucuk rangkaian senpi yang belum jadi, 156 butir peluru tajam, dua unit CPU komputer, empat buah sablon, satu unit mesin drill press, tiga unit alat press, satu unit bor, satu gergaji besi, tujuh buah kikir besar, lima kikir kecil, dua kunci inggris, dua tang, 13 bahan untuk laras, lima rangka body senpi, tiga cetakan laras, satu replika senpi, tiga rangka magazen, dan uang tunai Rp 5 juta.
sumber : beritasatu