Rektor Unpad, “Indonesia Dilanda Krisis Karakter”

by -95 views


JATINANGOR (GM) – Berhasil atau tidaknya negara ini ditentukan sumber daya manusia (SDM), sehingga pembangunan ada pada tiap-tiap jiwa bangsa Indonesia. Namun, saat ini bangsa Indonesia dilanda krisis karakter dan budaya.

Demikian disampaikan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia saat menyampaikan Kuliah Terintegrasi Pendidikan Kewarganegaraan di hadapan mahasiswa baru (maba) Unpad, di Bale Sawala kampus Unpad, Jatinangor, Kab. Sumedang, Senin (3/9).

Kegiatan kuliah perdana tersebut disampaikan melalui video conference yang dipusatkan di auditorium Bale Sawala Gedung Rektorat kampus Unpad Jatinangor. Kegiatan tersebut diikuti mahasiswa baru dari semua fakultas dengan menggunakan metode teleconference (learning broadcasting), di mana para mahasiswa baru dapat menyimak perkuliahan melalui streaming yang dipusatkan di Bale Sawala ke beberapa lokasi di area kampus Unpad Jatinangor dan Bandung.

Menurut Prof. Ganjar, saat ini krisis budaya dan karakter merusak tatanan bangsa seperti aspek kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan taat hukum. Selain itu, aspek yang terpenting seperti sopan santun, kepedulian, kerja keras, saling menghargai, toleransi, dan semangat kebangsaan yang semakin menurun.

“Saya benar-benar prihatin, bangsa Indonesia kini telah dilanda krisis karakater dan budaya. Bila ini dibiarkan terus-menerus, karakter bangsa akan kian menurun, bahkan hilang sama sekali,” kata Ganjar.

Rektor Unpad pun mengajak mahasiswa untuk memaknai lirik dari lagu kebangsaan Indonesia yang menekankan proklamasi kemerdekaan yang telah diraih oleh pejuang terdahulu sebuah anugerah.

Kalau berbicara proklamasi, jelas bahwa kemerdekaan adalah anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri. “Namun, pertanyaannya ialah bagaimana cara mensyukurinya?” terang Ganjar Kurnia.

Sementara itu, Koordinator Bidang Studi Unpad, Dr. H. Fahmi Lukman, M.Hum. mengatakan, kuliah umum diberikan kepada mahasiswa baru bertujuan untuk membentuk kepribadian, sehingga diharapkan dapat membentuk kecerdasan intelektual, bukan hanya bersifat kognitif.

(B.46)**